topmetro.news – Para kontraktor luar daerah terutama dari Banda Aceh diduga kuasai sejumlah besar paket proyek tahun anggaran 2023 di kabupataen Aceh Utara. Kedatangan mereka ke Aceh Utara disebut-sebut atas rekomendasi Pj. Bupati setempat Azwardi Abdullah.
Sumber yang berasil dihimpun wartawan di lingkungan Kantor Bupati menyebutkan, diduga ratusan paket proyek mulai dari perencanaan skala kecil hingga besar dari seluruh SKPK diambil alih oleh Pj. Bupati untuk dibagi-bagikan kepada para rekanannya yang sengaja dibawa dari Banda Aceh. Sehingga banyak kepala Dinas yang kecewa dengan sikap Pj. Bupati.
Penunjukan kontraktor pemenang proyek yang dilakukan Pj. Bupati Aceh Utara tentunya dilakukan lewat proses tender ‘Abu Nawas’ alias tender ecek-ecek yang tentunya melibatkan banyak pihak. Mulai dari Kepala Dinas, Kuasa Pengguna anggaran (KPA), dan pihak Unit Layanan Pengadaan (ULP), hal ini dilakukan untuk menghindari pelanggaran Prosudur
Sementara Kepala Dinas yang membantah perintahnya, Pj. Bupati Azwardi Abdullah tak segan-segan mengancam pejabat tersebut untuk digantikan dengan yang lain yang dinilai lebih loyal kepada perintahnya.
Peroleh Keuntungan
Artinya, siasat busuk yang dilakukan Azwardi Abdullah sebagai Pj. Bupati Aceh Utara diduga untuk memperoleh keberuntungan lebih besar dari para rekanan. Bahkan sudah menjadi rahasia umum selama ini untuk mendapatkan proyek di Aceh Utara para rekanan harus membayar uang muka kepada Pejabat setempat berkisar 10 hingga 15 Persen, kecuali untuk paket Pokok-pokok Pikiran rakyat (Pokir).
Sumber lain dari kalangan kontraktor di Aceh Utara menyebutkan,upaya proses tender ‘Abu Nawas’ atau tender ecek-ecek yang dilakukan ULP Aceh Utara atas perintah Pj. Bupati dilakukan disamping untuk mengelabui public, rekanan local serta aparat penegak hukum yang mana seolah-olah apa yang dilakukan pihak ULP dalam proses tender sudah benar. Padahal semua penuh rekayasa, sebut seorang rekanan senior di Aceh Utara.
Selain kontraktor luar daerah (Banda Aceh) yang mendampingi Pj.Bupati menguras APBK Aceh Utara lewat tender rekayasa, Pj. Bupati juga membawa oknum ‘kuli tinta’ luar daerah sebagai ‘Buzzer’ nya untuk mengamankan kebijakannya lewat realis berita, bahkan sang Buzzer juga tak segan-segan mengocer berita miring yang di rilis wartawan local, hingga terkesan antara wartawan lokal dan luar daerah diadu domba oleh sang Pj. Bupati Azwardi Abdullah.
Mengundurkan Diri
Sementara di tempat terpisah, salah seorang Kepala Dinas PUPR Edi Anwar, ST terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya. Akibat tak tahan ditekan oleh Pj Bupati Aceh Utara terkait sejumlah proyek yang harus dibagi-bagi kepada ‘orang-orangnya’.
Adapun alasan pengunduran diri kepala Dinas senior di Aceh Utara itu disebut-sebut karena Edi Anwar engan memberikan paket proyek tertentu kepada rekanan dari luar daerah yang ditunjuk Pj. Bupati diluar prosedur. Akibat menolak perintah Pj Bupati, akhirnya pejabat eselon dua tersebut mengundurkan diri .
“Ini keputusan saya untuk menyelamatkan diri dari jeratan hokum,” kata Edi kepada sejumlah Warwatan di Kota Lhokseumawe.
Dalam alasan surat pengunduran diri , Edi Anwar mengatakan jikalau ia akan memasuki pensiun dari jabatannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun demkian, sejumlah pihak menilai tidaklah rasional. Meskipun secara tertulis itu landasan yang disampaikan Edi terhadap Pj Bupati melalui Sekda Aceh Utara.
Pj. Bupati Aceh Utara, Azwardi Abdullah yang dikonfirmasi Wartawan, Kamis (23/3) siang menyebutkan jikalau persoalan tersebut ditanyakan langsung kepada Sekda atau ke Kaban BKPSDM.
Jawaban Pj. Bupati Aceh Utara yang mengarahkan wartawan untuk menghubungi Sekda dan Kaban BKPSDM dinilai buang badan.
Penulis: Jhon